TUGAS 1
RESVITA FITRI ANGGRAENI
19514102
KONSEP SEHAT
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan
seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang
berusaha mempengaruhinya. menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan di
mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak
terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
Konsep-konsep
kesehatan dikembangkan berdasarkan :
1.
Dimensi Emosional
Menurut Goleman emosional merupakan hasil campur dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang.
Menurut Goleman emosional merupakan hasil campur dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang.
2.
Dimensi Intelektual
Memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, yang dapat memecahkan masalah tersebut. Misalnya ,berhenti sejenak dan memijit pada bagian kaki yang keseleo saat bermain futsal.
Memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, yang dapat memecahkan masalah tersebut. Misalnya ,berhenti sejenak dan memijit pada bagian kaki yang keseleo saat bermain futsal.
3.
Dimensi Fisik
Suatu kondisi tubuh yang di haruskan dengan kondisi tubuh sehat.
Dimensi Sosial
Seseorang dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi dengan baik
Suatu kondisi tubuh yang di haruskan dengan kondisi tubuh sehat.
Dimensi Sosial
Seseorang dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi dengan baik
4.
Dimensi Spiritual
Spiritual merupakan kehidupan kerohanian. Dengan menyerahkan diri dengan bersujud dengan kepercayaan agama masing-masing. Misalnya , ketika di diagnosa menderita penyakit kronis , adakalanya selalu memohon dan meminta kesembuhan kepada Allah swt.
Spiritual merupakan kehidupan kerohanian. Dengan menyerahkan diri dengan bersujud dengan kepercayaan agama masing-masing. Misalnya , ketika di diagnosa menderita penyakit kronis , adakalanya selalu memohon dan meminta kesembuhan kepada Allah swt.
5. Dimensi fisik
sehat yang dimana seseorang memiliki fisik yang sehat dimana
tidak mengalami cacat atau sebagainya. Tidak pernah mengeluh karena sakit atau
tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak Nampak. Anggota tubuk
berfungsi normal dan tidak ada gangguan.
SEJARAH
KESEHATAN MENTAL
Sejarah kesehatan
mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena masalah
mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan dapat dengan mudah diamati dan terlihat. Orang dengan
gangguan kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi, sekalipun oleh anggota
keluarganya sendiri. Hal ini lebih karena sehari-hari hidup bersama sehingga
tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental. Dianggap hal yang biasa,
bukan sebagai gangguan.
Penyakit mental
sama usianya dengan manusia. Meskipun secara mental belum maju, nenek moyang
homo sapiens mengalami gangguan-gangguan mental seperti halnya dengan homo
sapiens sendiri. Mereka dan keturunan mereka sangat takut akan predator. Mereka
menderita berbagai kecelakaan dan demam yang merusak mental mereka, dan mereka
juga merusak mental orang-orang lain dalam perkelahian-perkelahian. Sejak itu
manusia dengan rasa putus asa selalu berusaha menjelaskan penyakit mental,
mengatasinya dan memulihkan kesehatan mental. Mula-mula penjelasanya sederhana,
ia menghubungkan kekalutan-kekalutan mental dengan gejala-gejala alam, pengaruh
buruk orang lain, atau roh-roh jahat
Khusus untuk
masyarakat Indonesia, masalah kesehatan mental saat ini belum begitu mendapat
perhatian yang serius. Krisis yang saat ini melanda membuat perhatian terhadap
kesehatan mental kurang terpikirkan. Orang masih fokus pada masalah kuratif,
kurang memperhatikan hal-hal preventif untuk menjaga mental supaya tetap sehat.
Tingkat pendidikan yang beragam dan terbatasnya pengetahuan mengenai perilaku
manusia turut membawa kurangnya kepekaan masyarakat terhadap anggotanya yang
mestinya mendapatkan pertolongan di bidang kesehatan mental. Faktor budaya
sering membuat masyarakat memiliki pandangan yang beragam mengenai penderita
gangguan mental.
Ada beberapa
pandangan masyarakat terhadap gangguan mental di dunia Barat, antara lain
adalah akibat kekuatan supranatural, dirasuk oleh roh/setan, dianggap kriminal
karena memiliki derajat kebintangan yang besar, dianggap memiliki cara berpikir
irasional, dianggap sakit, merupakan reaksi terhadap tekanan/stres, merupakan
perilaku maladaptif, melarikan diri dari tanggung jawab.
PENDEKATAN
KESEHATAN MENTAL
1.
Orientasi
Klasik
Pada umumnya
digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi
tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang
tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya. Sehat fisik
artinya tidak ada keluhan fisik. Sedangkan sehat mental artinya tidak ada
keluhan mental. Dalam ranah psikologi, pengertian sehat seperti ini banyak
menimbulkan masalah ketika kita berurusan dengan orang-orang yang mengalami
gangguan jiwa yang gejalanya aalah kehilangan kontak dengan realitas.
Orang-orang seperti itu tidak ada keluhan dengan dirinya meski hilang kesadaran
dan tak mampu emngurus dirinya sendiri secara layak. Pengertian sehat mental
dari orientasi klasik kurang memadai untuk digunakan dalam konteks psikologi.
Mengatasi kekurangan itu dikembangkan pengertian baru dari kata
"sehat". Sehat atau tidak adanya seseorang secara mental, belakangan
ini lebih ditentukan oleh kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Orang
yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dapat digolongkan
sehat mental. Sebaliknya orang yang tidak dapat menyesuaikan diri digolongkan
sebagai tidak sehat mental.
2.
Orientasi
Penyesuaian Diri
Dengan
menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat
dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena itu
kaitannya dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya,
kita tidak dapat menentukkan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi
kejiwaannya semata. Ukuran sehat mental didasarkan juga pada hubungan antara
individu dengan lingkungannya. Seseorang yang dalam masyarakat tertentu
digolongkan tidak sehat atau sakit mental bisa jadi dianggap senagat sehat
mental dalam masyarakat lain. Artinya batasan sehat atau sehat mental bukan
sesuatu yang absolut. Berkaitan dengan relativitas batasan sehat mental, ada
gejala lain yang juga perlu dipertimbangkan. Kita sering melihat seseorang yang
menampilkan perilaku diterima oleh lingkungan pada satu waktu dan menampilkan
perilaku yang bertentangan dengan norma lingkungan di waktu lain. Misalnya
melakukan agresi yang berakibat kerugian fisik pada orang lain pada saat
suasana hatinya tidak enak tetapi sangat dermawan pada saat suasana hatinya
sedang enak. Dapat dikatakan bahwa orang itu sehat mental pada waktu tertentu
dan tidak sehat mental pada waktu lain. Lalu secara keseluruhan bagaimana kita
menilainya? sehatkah mentalnya? atau sakit? orang itu tidak dapat dinilai
sebagai ssehat mental dan tidak sehat mental sekaligus.
3.
Orientasi
Pengembangan Potensi
Seseorang
dikatakan mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk
mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang
lain dan sirinya sendiri. Dalam psiko-terapi (Perawatan Jiwa) ternyata yang
menjadi pengendalian utama dalam setiap tindakan dan perbuatan seseorang
bukanlah akal pikiran semata-mata, akan tetapi yang lebih penting dan
kadang-kadang sangat menentukkan adalah perasaan. Telah terbukti bahwa tidak
selamanya perasaan tunduk kepada pikiran, bahkan sering terjadi sebaliknya,
pikiran tunduk kepada perasaan. Dapat dikatakan bahwa keharmonisan antara
pikiran dan perasaanlah yang membuat tindakan seseorang tampak matang dan
wajar.
Sehingga dapat
dikatakan bahwa tujuan Hygiene mental atau kesehatan mental adalah mencegah
timbulnya gangguan mental dan gangguan emosi, mengurangi atau menyembuhkan
penyakit jiwa serta memajukkan jiwa. Menjaga hubungan sosial akan dapat
mewujudkan tercapainya tujuan masyarakat
membawa kepada tercapainya tujuan-tujuan perseorangan sekaligus. Kita tidak
dapat menganggap bahwa kesehatan mental hanya sekedar usaha untuk mencapai
kebahagiaan masyarakat, karena kebahagiaan masyarakat itu tidak akan
menimbulkan kebahagiaan dan kemampuan individu secara otomatis, kecuali jika
kita masukkan dalam pertimbangkan kita, kurang bahagia dan kurang menyentuh
aspek individu, dengan sendirinya akan mengurangi kebahagiaan dan kemampuan
sosial.
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
1. Aliran Psikoanalisis
Pencetus awal Psikoanalisis adalah Sigmund Freud. Freud pada awalnya
mengembangkan teorinya mengenai struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan
jiwa dan dengan konsep teorinya yakni perilaku dan pikiran. Freud menjelaskan
tentang struktur kepribadian individu, meliputi :
1. ID
ID adalah
satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. ID terdiri dari
dorongan-dorongan biologis seperti makan, seks, dan agresifitas. Menurut Freud,
ID adalah sumber segala energi psikis sehingga menjadi komponen utama
kepribadian.
2. EGO
EGO adalah
komponen kepribadian yang disebut prinsip realitas "reality
principle". EGO menyesuaikan diri dengan realitas. EGO bekerja berdasarkan
prinsip-prinsip realitas yang berusaha untuk memuaskan keinginan ID dengan cara
yang realitas dan sosial yang sesuai.
3. SUPEREGO
SUPEREGO disebut
prinsip moral, yakni mengontrol perilaku dari segi moral. SUPEREGO memberikan
pendoman untuk membuat penilaian.
·
Kepribadian yang sehat
menurut Psikoanalisis :
Menurut Freud kepribadian yang sehat
yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan
kecemasan dengan belajar.
Mental yang sehat ialah seimbangnya
fungsi dari SUPEREGO terhadap ID dan EGO.
Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan
pada menilainya.
Dapat menyesuaikan keadaan dengan
berbagai dorongan dan keinginan.
2.
Aliran
Behavioristik
Behavioristik merupakan aliran yang di dirikan oleh J.B.Watson. Selain
Watson ada beberapa orang yang dipandang sebagai tokoh Behaviorisme diantaranya
adalah Ivan Pavlov, E.L.Thorndike, B.F.Skinner. Watson dalam berbagai
eksperimennya mencoba menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap
tingkah laku.
·
Kepribadian sehat
menurut Behavioristik
Memberikan respon terhadap faktor dari
luar, seperti orang lain dan lingkungan.
Bersifat sistematis dan bertindak dengan
dipengaruhi oleh pengalaman.
Menekankan pada tingkah laku yang dapat
diamati dan menggunakan metode yang objektif.
3.
Aliran
Humanistik
Aliran Humanistik merupakan kontribusi besar dari psikolog-psikolog
terkenal seperti Carl Rogers, Goldon Allport, dan Abraham Maslow. Humanistik
memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan
rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal.
Menurut Aliran Humanistik kepribadian yang sehat dituntut untuk
mengembangkan potensi yang terdapat di dalam dirinya sendiri. Bukan hanya
mengandalkan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu. Ciri dari
kepribadian yang sehat adalah mengaktualisasikan diri. Aktualisasi diri adalah
mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap
individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya.
4. Pendapat Allport
Allport mengemukakan bahwa semua fungsi
diri telah dijelaskan disebut dengan fungsi proprium dari kepribadian yang sehat. Fungsi-fungsi ini
termasuk perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa
keakuan, pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan
fungsi mengenal. Semuanya merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari
kepribadian sehat. Fungsi-fungsi tersebut sama-sama memiliki suatu arti
fenomenal dan “ makna penting”. Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai
proprium. Proprium itu tidak dibawa sejak lahir, melainkan berkembang karena
usia.
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap
manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri
sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari
teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan
menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan
salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuaan dari teori
Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemudian Allport juga berpendapat bahwa
kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak
terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang
antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan
siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
REFERENSI
Semioun, yustinus.2006. Kesehatan Mental 1.Yogyakarta :
Kanisius
ustinus Semiun. OFM. 2006. Kesehatan
Mental. Yogyakarta : Kanisius
Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan
Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi
Schultz,
Duane. 1977. Psikologi Pertumbuhan (terj.). Yogyakarta: Kanisius.
Basuki,Heru.
2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Puspitawati,
I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.(1996). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I.
Jakarta. Gunadarma.
Riyanti,
Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2. Depok:
Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar