ILMU
BUDAYA DASAR (MANUSIA DAN KEINDAHAN)
ARTIKEL
KEINDAHAN SENI
I.
Pengertian
Keindahan
Keindahan
berasal dari kata indah yang artinya bagus, permai, cantik, molek dan
sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni (meskipun
tidak semua hasil seni indah), pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau,
bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut,
kaki, tubuh), rumah (halaman, tataan, perabotan rumah tangga dan sebagainya),
suara warna, dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan
adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang
sama, yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak
mengandung kebenaran berarti tidak indah. Oleh
karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya tidak
benar. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera
perseorangan, waktu dan tempat, mode, kedaerahan atau lokal.
Keindahan
bagi manusia merupakan sesuatu yang sangat penting, yang menunjukan bahwa manusia itu memiliki
perasaan yang halus, lembut, serta menghargai kualitas. Tingginya cita rasa
artistik seseorang dalam meresapkan karya-karya yang indah, pada giliranya akan
memberikan pengaruh positif terhadap sikap emosi dan sikap moralnya.
Memiliki
apresisai terhadap seni berarti memiliki penghargaan, keakraban, dan kecintaan
terhadap karya seni itu sendiri. Rasa dan sikap batin tersebut berangkat dari
suatu kemampuan meresap dan menghayati keindahan serta kemampuan memahami makna
yang terkandung di dalamnya. Menurut The Liang Gie, keindahan dibedakan menjadi
tiga yaitu:
1. Indah dalam arti luas
2. Indah dalam arti estetika murni
3. Indah dalam arti terbatas pada
penglihatan
Keindahan
dalam arti luas mengandung ide kebaikan. Plato menyebutnya sebagai watak yang
indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang baik juga menyenangkan. Pengertian keindahan dalam arti estetik
murni adalah pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu yang
diserapnya. Adapaun pengertian keindahan dalam arti terbatas adalah hanya
benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yaitu berupa keindahan bentuk
dan warna.
Dari
pembagian keindahan tersebut di atas, masih belum jelas apakah sesungguhnya
keindahan itu. Ini memang persoalan filsafat yang jawabannya beragam. Salah
satu jawaban ialah mencari cirri-ciri umum yang ada pada semua benda atau
kualitas hakiki atau dengan pengertian keindahan. Jadi, keindahan pada dasarnya
adalah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualita
yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity) , keseimbangan (balance),
dan kebalikan (contrast).
Dari
ciri itu dapat diambil kesimpulan bahwa keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang
berpendapat bahwa keindahan adalah sekumpulan hubungan yang selaras dalam suatu
benda dan di antara benda itu.
II.
Perbedaan
Antara Seni dan Keindahan
Hampir
semua kesalahan kita mengenai konsepsi seni ditimbulkan oleh kekurangtepatan
dalam penggunaan kata seni dan keindahan. Yang jelas bagi kita adalah bahwa
kedua kata itu selalu salah dalam penggunaannya. Kita selalu menganggap bahwa
semua yang indah itu adalah seni atau sebaliknya, bahwa semua seni itu indah
dan yang tidak indah itu bukanlah seni. Identifikasi seni dan keindahan seperti
ini adalah dasar dari segala kesukaran kita di dalam memberikan apresiasi
kepada seni.
Seni
tidak identik dengan keindahan. Dalam menghadapi sebuah karya seni, tidak hanya
kategori keindahan yang bergetar dalam hati seorang penonton, melainkan
kategori lainnya juga. Perasaan estetik hanya merupakan sebagian saja dari
perasaan seni. Sebuah contoh yang sangat sederhana dapat menerangkan bahwa
keselarasan tidak selalu merupakan satu-satunya pedoman untuk menimbulkan efek
estetik, bahkan penyimpanan menambah efek estetik. Misalnya meja persegi, daun
meja ditutup dengan taplak yang juga persegi, tetapi taplak itu tidak dipasang
sedemikian rupa sehingga tepi taplak tidak selaras dengan daun meja, tetapi
justru menyilang. Karena persilangan inilah efeknya justru lebih menarik dan
enak untuk dipandang.
III.
Sifat-sifat
Keindahan
Untuk
mengatakan sesuatu itu indah atau tidak, berikut ini akan diungkapkan sifat
keindahan. Atas dasar sifat ini, juga akan dikemukakan beberapa tanggapan
mengenai keindahan.
1. Keindahan itu kebenaran
Kebenaran
artinya bukan tiruan. Oleh karena itu, tiruan lukisan Monalisa tidak indah
karena dasarnya tidak benar. Mana indah, gadis cantik atau lukisan gadis cantik
itu?
2. Keindahan itu abadi
Abadi
artinya tidak pernah dilupakan, tidak pernah hilang susut. John Keats
menyatakan bahwa sesuatu yang indah adalah abadi, sedangkan yang tidak abadi
adalah tidak indah.
3. Keindahan mempunyai daya tarik
Daya
tarik artinya memikat perhatian orang, menyenangkan, tidak membosankan. Bali
menyenangkan orang, ia mempunyai daya tarik. Karena itu, dikatakan bahwa Bali
itu indah. John Keats juga menyatakan bahwa sesuatu yang indah itu selain
abadi, juga mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
4. Keindahan itu wajar
Wajar
artinya tidak berlebihan dan tidak pula kurang atau menurut apa adanya.
Misalnya, foto berwarna yand dicetak lebih indah dari pada warna aslinya,
justru tidak indah karena berlebihan.
5. Keindahan itu kenikmatan
Kenikmatan
artinya kesenangan yang memberikan kepuasan. Menonton film atau pertunjukan
tari-tarian yang tidak menyenangkan dikatakan tidak indah. Apabila pencipta
suatu karya seni memperoleh kenikmatan atau kepuasan apabila karyanya itu
dikatakan indah.
6. Keindahan itu kebiasaan
Kebiasaan
itu artinya dilakukan berulang-ulang. Yang tidak biasa menjadi biasa karena
dilakukan berulang-ulang. Yang tidak biasa tidak indah namun karena dilakukan
berulang-ulang sehingga menjadi biasa dan indah. Sesuatu yang tidak nikmat
menjadi nikmat karena terbiasa misalnya merokok.
IV.
Teori-Teori
Penciptaan Seni
Dalam
merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu adalah
teori pengungkapan, metafisis, dan psikologik.
a. Teori Pengungkapan
Menurut
The Liang Gie teori pengungkapan merupakan teori yang berupa pengalaman, maka
apa yang telah dialami itu dirunungkan, lalu diungkapkan dan hasil ungkapan itu
adalah hasil seni.
b. Teori Metafisik
The
Liang Gie menjelaskan bahwa teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah
satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya tulisnya membahas
estetik filsafat, konsepsi keindahan, dan teori seni.
c. Teori Psikologis
Lebih
lanjut The Liang Gie menguraikan bahwa teori-teori metafisik dari filsuf yang
bergerak di atas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide-ide
tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan karena terlampau
abstrak dan spekulatif. Hal tersebut mendorong sebagian ahli estetika dalam
abad modern untuk menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan
alam pikiran penciptaannya dengan mempergunkan metode-metode psikologis.
Misalnya, berdasarkan psikoanalistis ditemukan bahwa proses penciptaan seni
adalah pemenuhan keinginan bahwa sadar seorang seniman, sedangkan karya seni
merupakan bentuk terselubung atau perluasan yang diwujudkan dari keinginan itu.
V.
Pengertian
Renungan
Renungan
berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu
atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil renungan.
Setiap orang
pernah merenung. Sudah tentu kadar
renungannya berbeda satu sama lain, sekalipun objek yang direnungkan sama.
Apabila objek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu tergantung
kepada objek dan subjek. Renungan atau pemikiran yang dibahas dalam modul ini
berhubungan dengan keindahan. Setiap hasil seni lahir dari hasil renungan.
Tanpa di renungkan hasil seni tidak akan mencapai keindahan.
Renungan
yang berhubungan dengan keindahan atau penciptaan keindahan didasarkan atas
tiga macam teori, yaitu teori pengungkapan, metafisika dan psikologis.
VI.
Pengertian
Keserasian
Keserasian
berasal dari kata serasi, dengan kata dasarnya adalah rasi yang artinya cocok,
sesuai, atau kena benar. Kata cocok mengandung pengertian perpaduan, ukuran,
dan seimbang. Perpaduan misalnya, orang yang berpakaian serasi antara kulit dan
warna pakaiannya. Orang hitam yang memakai warna hijau, tentu makin hitam.
Warna hijau pantas dipakai orang berkulit kuning.
Keserasian
identik dengan keindahan, sesuatu yang serasi tentu tampak indah. Oleh karena
itu, sebagian ahli pikir berpendapat bahwa keindahan ialah sejumlah kulita
pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualita yang paling sering disebut
kesatuan, keselarasan, dan perlawanan atau pertentangan.
Keserasian
tidak ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan
antara warna, bentuk dan ukuran. Keserasian merupakan pertentangan antara
nada-nada tinggi rendah, keras lembut dan panjang pendek. Kadang-kadang
kemewahan bisa menunjang keserasian, tetapi hal itu tidak selalu terjadi.
VII.
Pengertian
Kehalusan
Kehalusan
berasal dari kata halus, artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik,
beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, sopan dan beradab. Halus
bagi manusia adalah sikap lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut dalam
kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.
Lawannya
ialah sikap kasar atau sikap yang emosional, sombong, kaku, atau bermusuhan.
Sikap
halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap
sesama. Oleh sebab itu, orang yang bersikap halus atau lembut biasanya suka
memperhatikan keperluan orang lain dan suka menolong orang lain.
Kehalusan
dan kekasaran dapat terlihat dari gerak kaku, roman, muka, tutur bahasa. Anggota
badan yang melahirkan sikap kehlusan itu ialah kaki, tangan, kepala, mulut,
bibir, mata dan bahu.
Prinsip
hidup kekeluargaan harus didasarkan kepada cinta kasih, keadilan, kejujuran,
kesetiaan, ketertiban, kedisiplinan. Pergaulan yang didasarkan pada prinsip itu
tentu akan melahirkan kehalusan dalam pergaulan. Sekurang-kurangnya ketentraman
dan kesejahteraan.
Karya
seni adalah hasil ciptaan manusia yang mempunyai nilai-nilai tertentu. Nilai
itu antara lain indrawi, bentuk, dan pengetahuan. Nilai-nilai itu terwujud
dalam bentuk lahir yang dapat dinikmati oleh indra kita (mata, telinga)
sehingga memaksakan hati kita.
Hasil
seni sangat berpengaruh terhadap jiwa dan pebuatan manusia. Banyak orang
menangis karena seni (seni drama, film, seni suara), namun banyak juga orang
yang melenggang-lenggang karena mendengarkan lagu-lagu yang tenang
menghanyutkan. Itulah sebabnya bagi orang tua yang menginginkan anak-anaknya
berperasaan halus, dianjurkan untuk memutar lagu-lagu klasik.
VIII.
Kesimpulan
Keindahan bersal dari kata indah
berarti bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan
kebenaran. Keduanya mempunyai nilai sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik
yang selalu bertambah. Segala sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak
indah. Selain itu, keindahan juga bersifat universal.
Definisi
keindahan sangat luas. Oleh karena itu dalam estetika modern, orang lebih suka
berbicara tentang seni dan estetika karena hal itu merupakan gejala konkret
yang dapat ditelaah dengan pengalaman secara empirik dan penguraian sistematis.
DAFTAR
PUSTAKA
http://juraganmakalah.blogspot.com/2014/04/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-ibd-dalam.html